Selasa, 16 Februari 2010

Bantuin Koko yuk ...

Seperti biasa, jika ada sesuatu permintaan, anak-anak tidak akan ada yang berani bilang padaku langsung. Entah kenapa, kadang aku berpikir apakah aku terlalu keras, apakah aku terlalu menakutkan bagi mereka ? Entahlah, yang jelas, mereka tahu aku menyanyangi mereka dan melakukan segalanya untuk mereka.

Kali ini giliran Koko yang mendapat tugas dari sekolah. Setelah tahun lalu, aku membantunya membuat sebuah lampu gantung bertema 17-an, kini dia mendapat tugas membuat sesuatu yang mirip periskop. Itu juga setelah dia bilang ke mama-nya terlebih dahulu sebagai perantara untuk minta bantuanku.

Selamat Falentin Ayah

Tanggal 14 Februari kemarin, yang bertepatan dengan hari Valentine, hari kasih sayang kata orang. Aku kembali mendapat kejutan istimewa.

Seperti biasa, malam minggu aku pasti tidur menjelang subuh, biasa blogwalking colak-colek sahabat, nonton dvd atau maen game. Jadi bangunnya juga pasti siang.
Sebenarnya aku tahu saat Ayu datang, tapi tidak begitu jelas apa yang dilakukannya. Hanya selanjutnya tercium aroma wangi parfum bercampur kue.

Jangan lupa onde-ondenya

Entah apa sebabnya Ayu jadi seneng banget sama onde-onde mini yang tempo hari aku beli. Mungkin mirip tubuhnya yang mungil atau seneng makannya yang cuma sekali caplokan. Yang jelas, sejak saat itu, hampir setiap hari, setiap sore di sms minta dibelikan.

Harganya yang murah juga membuat aku tidak keberatan untuk membelikannya. Cukup dengan Rp.5000,- sudah dapat 25 buah. Tapi bukan cuma itu, dengan uang itu aku bisa melihat senyumnya yang selalu menyambut saat aku tiba dirumah.

Senin, 01 Februari 2010

Kenangan itu hanya tinggal kenangan

Mengenang kembali saat terakhir cross country dengan MTB kesayangan. Sebuah kejadian yang tak mungkin terlupakan. Bagaimana tidak, setelah hampir 1 tahun membangun sebuah sepeda hingga jadi tunggangan kesayangan saat bermain bersama teman atau sekedar diajak B2W, akhirnya harus rela melepasnya.

Bersepeda itu sangat mengasikan, apalagi yang saya geluti adalah cross country, ada keasikan tersendiri saat melewati pematang, melalui perbukitan. Juga sebuah tantangan yang menguji nyali saat melewati turunan curam, apalagi kalau sehabis hujan. Juga ada kebanggaan saat berhasil melalui tanjakan terjal. Pokoknya komplit deh.

Minggu, 31 Januari 2010

Demokrasi Kecil dalam keluarga

Malam selesai sholat Magrib, ayah kasak-kusuk sendiri di depan meja. Tampak menggunting beberapa potong kecil kertas dan menorehkan sesuatu di atasnya. Dikumpulkannya kertas-kertas tersebut berikut beberapa buah pena dan pensil.

Layaknya seorang kepala keluarga, saat santai di depan televisi sambil menemani keluarga menonton sinetron yang sebenarnya sangat tidak disukainya. Koko anak laki pertama, yang berumur sekitar 10 tahun memberanikan diri bertanya, "ayah lagi bikin apa ? Kok bawa kertas kecil-kecil, emang mau arisan?"

Rabu, 27 Januari 2010

Kok Ayah tidurnya malam terus ?

"Mah, kenapa sih kok ayah tidurnya malem terus ? Kata bu guru, kita gak boleh tidur malam, nanti bisa sakit."

Sepenggal kalimat terlontar dari anak perumpuan berumur 7 tahun kepada ibundanya. Ibunya hanya tersenyum tanpa banyak kata hanya "Tanya aja sama ayah sendiri" . "Tapi, Ayu gak berani mah ... takut, ntar dimarahin"
"Tanya aja, ayah gak akan marah kok, ayah gak galak kok, masak ditanya gitu aja marah" ...
"Ya, udah .... "

Hingga keesokan harinya, Ayu tidak juga bertanya kepada ayahnya tentang hal itu. Ada perasaan takut yang menghantuinya, ada sedikit rasa keengganan untuk bertanya kepada ayahnya. Padahal dia tahu, ayahnya lebih dekat padanya daripada kakaknya.
Biasanya jika ingin mengajukan sesuatu, seringnya minta dibuatkan gambar atau puisi, Ayu akan mendekati ayahnya tanpa berkata-kata. Hanya senyum-senyum sambil membawa buku gambar atau selembar kertas. Tapi entah kenapa kali ini dia tidak sedikitpun berani mendekati ayahnya.

Hingga ibundanya sendiri yang akhirnya menyampaikan pertanyaan itu. Dan apa jawaban sang ayah ?

"Pertama, apa Ayu tahu internet ?" Ayu mengangguk, "Yang biasa buat maen game ..." Jawabnya polos.
"Iya, Ayu khan biasa main game barbie dan masak-masakan. Nah, game itu adanya di internet. Kapan biasa Ayu maen game ? Siang-siang khan ... Pernah gak nyoba maen game sore atau jam 7 malam ?"
"Pernah nyoba tapi gak bisa. Emangnya kenapa ?"
"Kalau siang, yang pake internet itu orangnya sedikit. Tapi kalau jam 7 malam udah banyak yang maen internet. Internet itu bisa dibilang punya pintu masuk. Kalau banyak orang yang mau masuk gimana ?"
Ayu diam, tampak berpikir, sebelum menjawab ayah melanjutkan lagi.
"Kalau banyak orang pasti harus ngantri atau desak-desakan. Ada orang yang bisa bayar mahal penjaga pintunya, makanya dia gampang masuk kedalam. Tapi ayah gak bisa bayar mahal, jadi harus ikutan ngantri."
"Trus, kalo malem kan banyak orang ngantri, kok ayah ikutan sampe malem tidurnya ? Bukannya mendingan tidur daripada ikut ngantri ? Cape dehh ........"

Mungkin pemikiran Ayu tidak seperti yang ayahnya kira. Bagaimana seorang anak bisa mengerti bahwa ayahnya hanya bisa menggunakan internet di malam hari hingga dini hari saat traffic dan bandwith longgar. Dia masih terlalu kecil untuk berpikir sejauh itu.

Yang dia inginkan hanyalah ayahnya tidak sering tidur malam dan bisa menemaninya sebelum tidur, mendongeng dan memeluknya hingga dia terlelap. Tapi hampir setiap hari, ayahnya lebih suka di depan komputer hingga melupakannya. Atau tidur lebih dulu saat kepayahan bekerja siang hari dan terbangun di tengah lelapnya untuk menemui komputer lagi.

"Maafkan ayah nak .... . Ayah janji suatu hari nanti ayah tidak harus setiap malam menghabiskan waktu dengan komputer, tapi bersama kalian anak-anak tercinta"

Senin, 18 Januari 2010

Celananya sobek tuh ...

Saat itu jam sudah menunjukan pukul 11.30 WIB, sudah saatnya bersiap berangkat ke masjid untuk shala Jum'at.

Kebetulan pas tanggal merah, jadi bisa menemani Koko shalat Jum'at. Seperti biasa, sebelum berangkat pasti bersih-bersih, mandi dan berwudhu. Koko juga sama, setelah pulang bermain, langsung aku suruh mandi dan ganti baju.

Entah kenapa, mungkin terburu-buru atau memang tidak tahu, Koko memakai baju koko ( kok aneh ya, Koko memakai baju koko, ya pastilah masak baju mama .. hehehe ). Kita skip saja ...

Sebelumnya aku juga tidak pernah tahu kalau celana pasangan baju itu sobek luar biasa besarnya. Dan Koko juga tampaknya tidak menyadarinya. Segera setelah siap kami berangkat ke masjid.

Baru saja melangkah ke halaman, Ayu teriak " celananya sobek tuh ... "
Kontan saja, kami sama-sama menengok kebawah, aku tidak mendapati sobek di celanaku, tapi Koko justru tertawa terbahak ... Ternyata celananya sobek lebar sekali ..

Untung saja Ayu memberi tahu, bagaimana kalau tidak, saat shalat pasti akan jadi hal yang aneh, " laki-laki kok pake rok ... " hehhehehe