Minggu, 31 Januari 2010

Demokrasi Kecil dalam keluarga

Malam selesai sholat Magrib, ayah kasak-kusuk sendiri di depan meja. Tampak menggunting beberapa potong kecil kertas dan menorehkan sesuatu di atasnya. Dikumpulkannya kertas-kertas tersebut berikut beberapa buah pena dan pensil.

Layaknya seorang kepala keluarga, saat santai di depan televisi sambil menemani keluarga menonton sinetron yang sebenarnya sangat tidak disukainya. Koko anak laki pertama, yang berumur sekitar 10 tahun memberanikan diri bertanya, "ayah lagi bikin apa ? Kok bawa kertas kecil-kecil, emang mau arisan?"

"Begini, kamu disekolah pasti sudah diajari apa itu musyawarah dan mufakat. Dan apa saja yang harus dilaksanakan dan dipatuhi. Coba sila keberapa dalam Pancasila, musyawarah itu ?"
Eko terdiam, tampak berpikir, "ngga tau ah .." sambil cengar-cengir.

"Udah deh, gak usah pikirin belajar dulu, sekarang kan malem minggu, jadi besok libur. Sekarang ayah mau tanya ke semuanya, Eko, Ayu dan Mamah .... Mumpung ada rejeki lebih, ayah mau beliin sesuatu barang yang paling kita butuhin."

"Asik .. ayah mau beliin boneka buat Ayu ya .. ?"
"Bukan, mau beliin PeEs buat Emas .."
"Enak aja, beli baju dong buat mamah .."

"Salah semua. Itu semua bukan barang yang penting. Yang pengen ayah beli, harus bisa dipakai semua orang. Kalau boneka, Ayu doang yang seneng. Emas apa bisa maen boneka ? Baju buat mamah .. ? Ayah aja udah lama gak beli baju"
"terus apaan dong, Yah ..?"

"Coba, ada gak yang lain yang bisa kita pakai sama-sama. Tapi yang paling kita butuhkan."
"Ayah kasih contoh .. kita kan gak punya camera, soalnya yg lama udah rusak. Jadi kadang kita pas pergi gak punya kenangan photo-photo. Nah, itu contohnya .. Ada yang lain, ..?

"Beli tipi dong  Yah, ... kan tipinya udah jelek, gambarnya gelap trus jelek juga siarannya. Ayu gak bisa nonton film kartun di spestun."
"Beli hape yang ada kameranya aja Yah, kan hp mamah udah lama, trus ada kameranya juga, jadi bisa dipake photo-nya"
"Kulkas Yah, udah jelek tuh kulkasnya. Buat es batunya aja udah gak bisa ..."

Masing-masing punya pendapat dan keinginan yang beda-beda. Ayah tampak bingung, tapi masih bisa tersenyum. Akhirnya diputuskan 2 buah barang yang akan dipilih salah satunya. Sementara pilihan kulkas di pinggirkan dulu karena tidak begitu penting, dan kamera bisa digabung dengan hape.
Jadi ada 2 barang hape yang ada kameranya dan tipi.

"Nah, sekarang masing-masing ambil potongan kertas terus tulis barang apa yang akan dibeli. Pilih satu aja, gak boleh nyontek atau bisik-bisik. Mau tipi apa hape ? Biar ganjil, ayah gak ikutan milih."
"kenapa harus ganjil? Kan gak adil kalo ayah gak ikutan milih?"
"kalau ayah ikut, bisa aja jumlahnya 2 - 2, jadi gak ada yang kepilih. Kalau ayah gak ikut jumlahnya pasti 2 - 1. Yang jumlahnya 2 itu yang kita beli."
"oo ... gitu, Ayah pinter ..."

Begitulah sebuah demokrasi kecil-kecilan dalam sebuah keluarga. Hasil yang diperoleh juga dilaksanakan dan diterima dengan senang hati tanpa ada perasaan kecewa, karena yang diutamakan adalah kebersamaan. Tidak ada sedikitpun penyesalan karena piliihannya tidak masuk daftar dan bukan menjadi hasil.
Kadang, kita terlupa mementingkan keperluan sendiri diatas keperluan orang lain. Demokrasi ini masih ada dan tidak akan hilang jika kita mau menghargai perbedaan pendapat.

Bisa menebak apa yang akhirnya kami beli ?

6 komentar:

M Mursyid PW mengatakan...

Ini nih yang disebut ayah teladan.
Salam hangat dari pekalongan.

casrudi mengatakan...

Tebakan saya sih jadinya beli camera Mas... Masalahnya camera sudah rusak, sementara tipi sudah ada walaupun jelek, gambarnya gelap dan siarannya engga bagus... Mungkin yah.. :)

Ini blog selingkuhan Mas HP ya?... Hehehe... Diskusi diatas berarti buat saya... Belajar berdemokrasi di tengah2 keluarga...

dafiDRiau mengatakan...

Pelajaran juga buat bangsa kita, kita harus berkomitmen untuk mekaksanakan hasil demokrasi. Walaupun kalah suara

aldy mengatakan...

Feeling saya mengartikan pilhan jatuh pada pesawat televisi, kenapa ? untuk TV ukuran 20 Inc, mungkin harganya sama dengan Ponsel berkamera.

Sugeng mengatakan...

klimaxxxxxx :mrgreen:
sudah aku tanya pada keluargaku mas, yang minta dibeli ternyata tipi karena kalo HP yang kamera keluarga ku gag terlalu ngejar tekhnologi yang penting kalu ada telpon masuk bisa bilang "Hallo" :lol: . Eitss.... sory mas koq malah keluargaku yang jawab :???:

arkasala mengatakan...

sebuah potret keluarga harmonis dan demokratis.
Inspiratif Mas.
Maaf baru berkunjung, 2 hari gak OL neh he he.
Salam hangat selalu

Posting Komentar