Senin, 01 Februari 2010

Kenangan itu hanya tinggal kenangan

Mengenang kembali saat terakhir cross country dengan MTB kesayangan. Sebuah kejadian yang tak mungkin terlupakan. Bagaimana tidak, setelah hampir 1 tahun membangun sebuah sepeda hingga jadi tunggangan kesayangan saat bermain bersama teman atau sekedar diajak B2W, akhirnya harus rela melepasnya.

Bersepeda itu sangat mengasikan, apalagi yang saya geluti adalah cross country, ada keasikan tersendiri saat melewati pematang, melalui perbukitan. Juga sebuah tantangan yang menguji nyali saat melewati turunan curam, apalagi kalau sehabis hujan. Juga ada kebanggaan saat berhasil melalui tanjakan terjal. Pokoknya komplit deh.

Memang buat komunitas sepeda, MTB yang dulu saya gunakan belumlah termasuk High End Level, masih tergolong Middle dengan 27 speed. Tetapi cukuplah untuk sekedar berwisata menikmati sejuk-segarnya udara pagi di perkampungan yang masih hijau.

Tapi kenangan itu tinggalah kenangan. Setelah kejadian yang memaksa harus menggantung MTB kesayangan dan tidak bisa mengganti frame yang patah. Akhirnya harus merelakan semuanya berpindah tangan. Sayang memang, karena MTB itu saya bangun dengan susah payah, mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk membuatnya lebih enteng.

Siang itu, kami selesai menyambangi lokasi rutin di seputaran JPG - Serpong. Setelah tenaga terkuras melalui trek yang lumayan menantang, kami pulang mlewat kawasan perumahan Graha Raya. Dan di situlah kejadian itu menimpaku.

Dari arah depan, sebuah mobil sedan, sepertinya di tunggangi oleh sepasang muda-mudi yang sedang bertengkar. Bertengkar kok di dalam mobil yang sambil berjalan. Akibatnya mobil meluncur makin ke kanan dan akhirnya mencium pantat MTB bagian kanan, lokasi dimana RD bergantung dengan mantap.

Dhess ... Srekkk ..... Bletakkss ..... oh , kurang ajar .. sia**n .. langsung saja MTB tidak bisa di kayuh. Memang kejadian itu tidak membuat luka, karena secara refleks saya bisa lompat turun dari MTB-ku. Tapi yang jadi permasalahan adalah anting dimana RD bergantung patah, plus ada retakan di bagian frame.
Dan yang lebih parah lagi, pasangan dua sejoli itu langsung saja tancap gas. Mau dikejar bagaimana, masa sepeda mau ngejar mobil. Kalau di film action sih bisa, tapi di dunia nyata ? ...

Akhirnya coba kami perbaiki dengan tujuan sementara agar bisa dikayuh sampai rumah. Tapi apa mungkin ? Jarak ke rumah masih sekitar 15 Km. Tapi namanya nyoba, barangkali saja masih kuat. Akhirnya kami lepas RD dan mengorbankan rantai di potong. Menggunakan sebuah gear di tengah, saya bisa meneruskan perjalanan. Untunglah, di tas selalu ada persiapan tool untuk emergency.

Baru sekitar, 5 Km dari lokasi kejadian perkara, frame yang sudah retak rupanya tidak sanggup menahan beban dan dengan senangnya mematahkan diri. Yach .... mau tidak mau, akhirnya dengan jurus pamungkas saya harus pulang. Panggul sepeda naik ojek ....

Dua bulan MTB dengan frame patah menggantung di belakan rumah. Mau beli frame baru belum ada dana, akhirnya sebuah keputusan diambil. Melayanglah MTB kesayangan ke seorang teman yang kebetulan sedang giat-giatnya. Dan kini hanya bisa mengenang asiknya bersepeda, apalagi saat bertemu atau melihat rombongan MTB. Kapan bisa punya lagi, mengingat harganya sudah makin melambung.

Untuk sekedar melepas rasa rindu bersepeda, kadang masih menemani Ay-Ko keliling komplek dengan sepeda mini. Padahal ingin rasanya kembali melalui trek JPG, Cihuni, Gunung Hambalang atau Rindu Alam ....

Dan untuk mengenangnya, saya ikutan saja menulis kenangan bersepeda bersama Humberqu serta menampilkan cuplikan gambar narsis dengan harapan bisa diterima sebagai salah satu perserta perhelatan kang Zipoer7 dan diterima juga oleh juri kehormatan kang Yayat.

8 komentar:

yayat38 mengatakan...

weh seru juga ni MAs sepedaannya. Pengalamannya lebih dari saya yang hanya jajal trotoar ha ha.
Saya jemput artikelnya Mas. Cuman segera submit juga ke Mas Isro ya Mas. Trims.
Salam hangat selalu :)

arif mengatakan...

wah sepedanya keren2 pak, saya cuma baru bisa ngiler nih..heheh, lum punya yg sebagus itu :D

Anonim mengatakan...

Salam Takzim
Wah maap mas HPN kirain siapa, briker yang low rider nih, disegala ajang roda dua ikut manstabb kang
Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih, hehehe kang Yayat malah sudah menggendongnya nih, maapin sekali lagi ya kang HPN
Salam Takzim Batavusqu

sauskecap mengatakan...

wah asyiknya bisa cross country dengan sepeda... aku dah lama ga genjot sepeda... masih bisa ga yah...

Badruz mengatakan...

Wah, mantap nih Mas Nugroho pengalaman bersepedanya. semoga sukses di tempatnya Kang Isro atau kang Zipoer

kucrit mengatakan...

hmm... asyik juga mas.. pake sepeda MTB.. dari dulu ampek sekarang sepeda saya cuman jengki jadi ndak bisa keliling ke area yang menantang.. :D

aldy mengatakan...

Masa-masa indah yang tidak terlupakan Mas Nugroho.

Anonim mengatakan...

om kapan kapan ajak blue dong jalan jalan dengan sepeda tersebut
salam hangat dari blue

Posting Komentar